Info terupdate
SISI LAIN REALITA
Indeks

Legenda Batu Menangis – Kalimantan Barat

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pada zaman dahulu kala, di atas sebuah bukit kecil yang jauh
dari pemukiman penduduk, di daerah Kalimantan Barat hiduplah seorang janda yang
sangat miskin bersama seorang anak gadisnya.

Anak gadis nya sangat cantik, bentuk tubuhnya sangat indah,
rambutnya terurai mengikal sampai ke mata kaki. Poni rambutnya tersisir rapi
dan keningnya sehalus batu cendana. Namun sayang nya ia memiliki sifat yang
buruk.

Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan
pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala
permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya
harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari
harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa
untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus
berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan
memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya
nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil
membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat
terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu
adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa
memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu,
terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu.
Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras
keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda
mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang
berjalan dibelakang itu ibumu?”

Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku !”

Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak
seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis
itu.

“Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?”
“Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah
budakk!”

Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang
disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya
diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika
ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali
didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu
yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.

 “Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung
hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan
hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia….”

Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh
gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika
perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon
ampun kepada ibunya.

” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu
selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis
memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh
gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang
dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang
menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan
ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.

Demikianlah cerita legenda batu menangis, yang oleh
masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi.
Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan
membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan
Yang Maha Kuasa.


Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.