Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
“Din, ada Devi tuh di depan nyariin kamu katanya, ditemuin
gih. Dah nungguin dari tadi.” Sahut Devi kepada Dinda yang sedang mengerjakan
tugas sekolah di rumah Dinda.
“Bi surti, bilang aja aku gak ada, lagi keluar apa cari
alasan lain gitu.” Pinta Dinda pada Bi Surti yang bekerja di rumahnya.
“Iya, Non.”
“Kamu kenapa kaya gitu sama Devi? Dia sudah datang jauh-jauh
malah kamu gituin. Devi itu anak baik lho, Din.”
“Iya dari memang luarnya keliatan baik, manis, ramah. Tapi
apa hanya itu saja kamu mengukur sifat seseorang? Dari luar memang manis. Tapi
dalamnya tuh pahit.”
“Pahit gimana maksudnya?”
“Devi itu sering ngomongin keburukan temannya sendiri di
belakang orangnya. Banyak pokoknya, yang gak bisa aku jelasin ke kamu.
“Beda sama kamu, lihatlah kamu ini. Judes, ceplas-ceplos
kalo ngomong sama aku. Tapi hatimu tulus, Tin, bukan baik di luar tapi dalamnya
busuk. Aku gak butuh kawan yang tampilan luar orang dalam berteman.” Jelas
Dinda.
Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.