Info terupdate

Cerpen – Cangkir Yang Cantik

Cangkir Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi berbelanja di sebuah toko
souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju
kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu”, kata si nenek kepada
suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat”, ujar si
kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang
dimaksud itu berbicara, “Terimakasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa
aku dulunya tidaklah cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku
hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang
pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.”

“Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa
pusing. Stop! Stop! Teriakku, tetapi orang itu berkata, Belum!, lalu ia mulai
menyodokku dan meninjuku berulang-ulang”.

“Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja
meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih parah lagi ia memasukkan
aku ke dalam perapian.”

“Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Cukup!
Teriakku lagi. Tapi orang ini kembali menyahut, Belum!”

Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan
aku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderitaanku. Tapi, ternyata belum.
Setelah dingin, ia menyerahkan aku ke seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai
aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.

Wanita itu berkata, “Belum!”. Lalu ia memberika aku kepada
seorang pria dan ian memasukkan aku ke perapian yang lebih panas dari
sebelumnya. “Tolong! Tolong! Hentikan penyiksaan ini”, sambil menangis aku
berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia
terus membakarku. Setelah puas ‘menyiksaku’ kini dibiarkannya diriku menjadi
dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita mengangkat dan
menempatkanku didekat kaca. Aku melihat diriku dan aku terkejut sekali.
Hampir-hampir aku tidak percaya, karena dihadapanku telah berdiri sebuah
cangkir yang begitu cantik. Semua penderitaan dan kesakitanku yang lalu menjadi
sirna tatkala aku melihat diriku sekarang ini.

Seperti itulah Tuhan membentuk kita. Ibarat sebuah cangkir
yang cantik. Pada saat Tuhan membentuk kita mengarungi hidup ini, tidaklah
menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah
satu-satunya cara Tuhan untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan
memancarkan kemuliaan-Nya.

Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh
kedalam berbagai cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan
kekuatan. Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda
menjadi sempurna dan utuh, tidak kurang suatu apapun.

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan berkecil
hati. Karena Dia sedang membentuk anda. Proses pembentukannya memang
menyakitkan dan membuat penderitaan. Namun, percayalah, setelah semua proses
itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan menghasilkan anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *