Di pagi hari yang cerah, Dwiki terbangun dari tidurnya, Ia berjalan keluar kamar dengan raut wajah yang masih mengantuk.
Ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum, sesaat ia menenggak air tersebut, matanya melirik pada sebuah kertas yang menempel di meja dapur.
Setelah Dwiki menghabiskan air nya, ia langsung mengambil kertas tersebut dan membacanya.
Selamat ulang tahun sayang, maaf, Ibu harus berangkat kerja pagi-pagi sekali, tidurmu terlalu nyenyak tadi, sehingga Ibu tidak tega membangunkan mu hanya untuk sekedar berpamitan.
Seperti biasa, Ibu akan pulang malam, tapi Ibu sudah menyiapkan hadiah untukmu, harusnya akan tiba hari ini, kamu tunggu saja sampai kurirnya datang ya …
Love you My Son
Begitulah isi dari kertas tersebut.
Cih … Dia masih tetap bekerja di hari libur? Bahkan di hari ulang tahun ku? Kenapa tidak ambil cuti sehari saja untuk anaknya ini, sih?” Ucap Dwiki.
Ibu Dwiki memang orang yang sibuk, beliau merupakan seorang Asisten Direktur di salah satu perusahaan swasta, dalam sebulan, Ibu Dwiki hanya dapat libur sebanyak dua kali, bahkan bisa hanya sekali jika jadwalnya sedang padat.
Sementara Ayahnya adalah seorang Duta Besar Republik Indonesia untuk negara Amerika Serikat, jelas lebih sibuk dari Ibunya, beliau hanya bisa pulang satu kali dalam waktu dua bulan.
~ Ting Tong …
Seseorang telah menekan bel rumah Dwiki.
“Eh … Apa itu kurir yang mengantar hadiahku, ya?” Ucap Dwiki.
Lantas Dwiki bergegas membukakan pintu setelah ia mendengar bel pintunya berbunyi.
“Loh … Ayah?!”
Mata Dwiki terbelalak usai melihat sesosok yang berada di balik pintu itu merupakan Ayahnya.
Di sisi lain, Ibu Dwiki merasa sangat bersalah, sebab ia terpaksa harus bekerja di hari ulang tahun anak semata wayangnya.
Malam hari pun tiba, Ibu Dwiki sedang memacu mobilnya untuk pulang.
Sesampainya di rumah, Ibu Dwiki melihat sebuah paket berukuran cukup besar yang tergeletak di depan rumahnya.
“Lah … Dwiki belum ambil paketnya?” Tanyanya heran.
“Eh … Tunggu dulu, kok besar ya? Ah … Ga beres nih, pasti isinya berbeda dari yang ku pesan, padahal ‘Rating’ toko itu cukup bagus kok, masa iya dia nipu.” Sambungnya.
~Ping!!
Ada sebuah pesan masuk di ponselnya Ibu Dwiki.
`Mohon maaf Ibu, paketnya belum bisa saya antar kan sekarang, soalnya ada banyak sekali paket yang harus saya antar hari ini, jadi saya tidak sempat mengantarkan paket Ibu hari ini, mungkin besok pagi baru bisa saya antar kan, sekali lagi saya minta maaf.`
“Eh … Terus itu paket siapa?” Tanya nya heran.
~Ping!!
Ada pesan masuk lagi.
Sayang … Pagi tadi, aku pulang sebentar untuk bertemu dengan anak kita, sekarang dia mungkin sudah bertemu dengan kakaknya.
Pesan tersebut membuat Ibu Dwiki sangat terkejut hingga tubuhnya membatu sesaat dengan mulut menganga dan mata yang terbelalak.
Ia langsung berlari menuju paket tersebut, dengan cepat ia membukanya.
Isinya adalah sebuah kotak besar dengan simbol-simbol yang aneh.
Saat kotak itu dibuka.
Betapa terkejutnya Ibu Dwiki melihat mayat seorang remaja tanpa kepala di dalam kotak itu.
Sementara, di tempat lain.
Malam ini, kita akan memberikan hadiah yang terbaik untuk Tuan Agung, dengan persembahan ini, semoga akan menyenangkan hati Tuan Azazil.
Terlihat Ayah Dwiki sedang berdiri di hadapan puluhan orang dengan memakai jubah hitam sembari memegang sesuatu yang ditutupi kain.
Sesuatu itu, di pegang dengan kedua tangannya, sampai salah seorang dari mereka membuka kain penutupnya.
`HAIL SATAN!!`
Semua orang bersorak setelah Ayah Dwiki mengangkat kepala anaknya.
-[TAMAT]-
Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.