Gede Gusti Pasekan |
Gede Gusti Pasekan Cerita Rakyat Bali
Dahulu kala hidup seorang raja dengan banyak istri di
Kerajaan Klungkung bernama Sri Sagening. Istri terakhirnya Ni Luh Pasek sedang
mengandung, tetapi ia malah menceraikan dan menikahkannya dengan Kyai Jelantik
Bogol. Rasa kecewa dirasa sangat besar dalam diri Ni Luh Pasek. Akan tetapi,
akhirnya ia bisa menerima kenyataan karena suami barunya sangat sayang dan
mencintainya.
Tidak berapa lama, Ni Luh Pasek melahirkan bayi lelaki yang
diberi nama I Gusti Gede Pasekan. I Gusti Gede Pasekan tumbuh menjadi anak
sehat, kuat, cerdas, dan halus budi pekertinya. Ketika dewasa jiwa
kepemimpinannya tampak kentara. Seluruh penduduk di kampungnya sangat
menghormati dan mencintainya. Ayah tirinya pun sayang kepadanya seperti kepada
anak kandung sendiri. Akan tetapi, ia dan ibunya harus meninggalkan kampungnya.
Ayah tirinya mendapat petunjuk dalam mimpinya untuk memerintahkan I Gusti Gede
Pasekan dan ibunya pergi ke Den Bukit di daerah Panji, sebuah desa tempat
kelahiran ibunya.
I Gusti Gede Pasekan dan ibunya berangkat dikawal 40
pengawal yang dipimpin Ki Dumpiung dan Ki Kadosot. Juga diberi dua pusaka Kyai
Jelantik Bogol, yaitu tombak Ki Tunjung Tutur dan keris Ki Baru Semang. Di
tengah perjalanan, ada mahkluk gaib yang mendatangi I Gusti Gede Pasekan.
Mahkluk gaib tersebut mengabarkan kalau I Gusti Gede Pasekan
akan menjadi penguasa di beberapa wilayah. Kejadian yang dialaminya seperti
mimpi dan diceritakan kepada ibunya. Ibunya berfirasat kalau cerita anaknya
akan menjadi kenyataan. Kemudian rombongan tiba di daerah Panji dengan selamat
setelah menempuh berhari-hari perjalanan dan diputuskan menetap di sana.
Suatu hari ada perahu besar dari Bugis terdampar di pantai
Panimbangan. Sudah beberapa orang berusaha membantu, tetapi tidak berhasil
juga. Nahkoda kapal kemudian meminta bantuan I Gusti Gede Pasekan sesuai
petunjuk kepala kampung. Ia menawarkan setengah isi kapalnya sebagai imbalan. I
Gusti Gede Pasekan setuju dan mulai mengerahkan kekuatan dengan dua tombak
ajaibnya, Ki Tunjung Tutur dan keris Ki Baru Semang. Dari kedua tombak keluar
mahkluk gaib yang hanya dilihat olehnya sendiri. Kapal dapat kembali melaut
atas bantuan makhluk gaib tersebut dan nahkoda memenuhi janjinya. I Gusti Gede
Pasekan menjadi terkenal setelah kejadian tersebut. Kemudian orang-orang memberinya
gelar I Gusti Panji Sakti.
Gusti Panji Sakti menjadi kaya raya dan sangat disegani di
kampung Panji. Dengan bakat kepemimpinan, kecerdasan, dan kekayaan yang
dimilikinya, ia kemudian mendirikan satu kerajaan baru di Den Bukit Panji.
Orang-orang di Den Bukit serta merta mengabdi menjadi rakyat kerajaannya.
Bahkan rakyat dari daerah luar pun berbondong-bondong menjadi rakyatnya.
Kewibawaan, kebijaksanaan, serta jiwa kepemimpinan yang
dimiliki I Gusti Panji Sakti membawa keberkahan baginya dan seluruh rakyatnya.
Satu per satu kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya bergabung dan menyatakan
kesetiaannya untuk mengabdi pada I Gusti Panji Sakti. Wilayah kerajaan menjadi
luas dan rakyat pun menjadi besar jumlahnya. Ibukota kerajaan yang diberi nama
Sukasada menjadi daerah yang terlalu padat.
Setiap hari selalu saja menjadi tempat tujuan rakyatnya
untuk berbagai kepentingan. Melihat itu, kemudian I Gusti Panji Sakti
memindahkan ibukota kerajaan ke sebelah utara Sukasada. Pusat pemerintahan baru
tersebut diberi nama Buleleng. Selanjutnya kerajaannya terkenal dengan nama
Kerajaan Singaraja.
Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.