Info terupdate
SISI LAIN REALITA
Indeks

Cerita Dongeng Harimau, Petapa, dan Anjing Hutan yang cerdik

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Ilustrasi sebuah tokoh dalam Cerita Dongeng Harimau, Petapa, dan Anjing Hutan yang cerdik

Suatu masa, seekor harimau terperangkap dalam satu perangkap
kandang. Harimau tersebut mencoba dengan sia-sia untuk lolos dari tiang-tiang
besi kandang dan berguling-guling dalam keadaan marah dan sedih ketika gagal
lepas dari perangkap.

Kebetulan saat itu lewatlah seorang petapa. “Lepaskan
saya dari kurungan ini, oh petapa yang saleh!” teriak sang Harimau.

“Tidak, temanku,” balas Petapa secara halus,
“Kamu mungkin akan memangsa saya jika saya melakukannya.”

“Tidak akan!” sumpah sang Harimau;
“sebaliknya, Saya akan sangat berterima kasih sekali dan akan menjadi
budakmu!”

Setelah sang Harimau menangis dan mengeluh sambil
menggerutu, hati petapa menjadi lunak dan akhirnya membuka pintu kandang.
Melompatlah sang Harimau keluar, menerjang petapa yang sial, lalu berteriak,
“Betapa bodohnya kamu! Tak ada yang bisa menghalangi saya untuk memangsa
kamu sekarang, apalagi saya sangat lapar sekali!”

Dengan ketakutan sang Petapa memohon agar dibiarkan hidup;
akhirnya sang Petapa berjanji akan bertanya kepada tiga mahluk tentang keadilan
dan Petapa itu juga berjanji akan memenuhi keputusan yang diberikan oleh tiga
mahluk tersebut.

Jadilah Petapa itu bertanya kepada sebuah pohon yang besar
tentang hal keadilan, dan sang Pohon menjawab dengan dingin, “Apa yang
kamu keluhkan? Saya memberikan keteduhan dan tempat bernaung bagi semua yang
lewat, dan mereka membalas ku dengan mematahkan cabang-cabangku untuk dimakankan
ke ternak mereka? Jangan cengeng, bertindaklah seperti laki-laki!”

Kemudian petapa dengan hati sedih, melihat seekor sapi yang
menarik gerobak dan bertanya tentang keadilan, “Kamu sangat bodoh karena
mengharapkan terima kasih! Lihat saja saya! Dulunya saat saya memberikan mereka
susu, mereka memberikan saya makanan yang enak, tetapi saat saya tidak lagi
bisa memberikan susu, saya dipaksa menarik gerobak dan bajak, dan tidak lagi
mendapatkan makanan lezat!”

Petapa yang sedih lalu bertanya kepada sebuah jalan.

“Tuan,” kata sang Jalan, “betapa bodohnya
engkau mengharapkan hal-hal yang tidak mungkin! Lihatlah saya, sangat berguna
ke semua orang, kaya, miskin, besar, kecil, tetapi mereka tidak memberikan saya
apa-apa selain debu dan kotoran!”

Akhirnya petapa ini berbalik untuk kembali dan di tengah
jalan dia bertemu dengan seekor anjing hutan yang bertanya, “Ada masalah
apa tuan Petapa? Anda terlihat sangat sedih seperti ikan kehilangan air!”

Petapa lalu menceritakan segala hal yang terjadi.
“Sungguh membingungkan!” kata sang Anjing Hutan, maukah anda
mengulang cerita anda kembali, karena segalanya campur aduk?”

Lalu Petapa mengulangi ceritanya kembali, dan sang Anjing
Hutan masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mengerti.

“Sangat aneh,” katanya, “tetapi mari kita ke
tempat kejadian, mungkin saya bisa memberikan penilaian.”

Berdua mereka menuju ke tempat kejadian di mana saat itu
sang Harimau sudah menunggu.

“Kamu pergi terlalu lama!” teriak sang Harimau,
“tapi sekarang saya akhirnya bisa memulai makan siangku.”

Petapa menjadi ketakutan dan memohon.

“Tunggu sebentar, tuanku!” kata sang Petapa,
“saya harus menjelaskan sesuatu ke Anjing Hutan ini tentang kejadian
tadi.”

Sang Harimau setuju dan ikut mendengarkan penjelasan Petapa
ke Anjing Hutan.

“Oh, bodohnya saya!” teriak Anjing Hutan,
“Jadi sang Petapa di dalam kandang, dan sang Harimau kebetulan
lewat….”

“Puuuh!” potong sang Harimau, “bodohnya kamu!
Saya yang berada dalam kandang”

“Tentu saja!” kata Anjing Hutan, berpura-pura
gemetar ketakutan; “Ya! Saya berada dalam kandang – tidak – duh, bodohnya
saya? Coba saya lihat lagi – Harimau ada di dalam Petapa, dan sebuah kandang
kebetulan berjalan lewat – tidak – sepertinya tidak begitu! duh, saya tidak
akan pernah bisa mengerti!”

“Kamu bisa mengerti!” jawab sang Harimau sambil
marah karena kebodohan Anjing Hutan.

“Saya yang berada dalam kandang – apakah kamu
mengerti?” tanya Harimau.

“Bagaimana anda bisa berada dalam kandang, tuan
Harimau?” tanya Anjing Hutan kembali.

“Bagaimana? cara biasa saja tentunya!” jawab
Harimau.

“Kepalaku mulai pusing!, Jangan marah tuanku, tetapi
yang anda maksud cara biasa itu bagaimana?” tanya Anjing Hutan.

Harimau menjadi kehilangan kesabaran dan melompat masuk ke
dalam kandang, lalu berteriak, “Cara begini! Apakah kamu mengerti
sekarang?”

“Mengerti dengan jelas!” jawab Anjing Hutan sambil
tersenyum dan menutup pintu kandang rapat-rapat, “menurut saya, sebaiknya
anda tetap berada di dalam kandang itu!”

Sang Petapa saat itu berterima kasih sekali kepada Anjing
Hutan atas bantuan dan kecerdikannya.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng
harimau, petapa dan anjing hutan yang cerdik ini adalah Gunakanlah kecerdikanmu
untuk membantu orang lain.


Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.