Cerita Rakyat Kisah Kera dan Ayam |
Cerita Rakyat Kisah Kera dan Ayam
Pada zaman dahulu, ada dongeng menarik tentang persahabatan
antara kera dan ayam. Nampaknya mereka selalu rukun dan damai. Tapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Setelah sekian lama mereka bersahabat, barulah
terlihat kelakuan buruk si kera.
“Hai ,Ayam, sahabatku,” panggil kera. “Sore-sore begini
enaknya kita jalan-jalan. Maukah kau pergi bersamaku? “
“Memang kita mau pergi ke mana? “ tanya ayam.
“Aku akan mengajakmu ke hutan, tempat aku biasa bermain. Di
sana tempatnya indah. Pasti kamu suka!” ujar si kera seraya membujuk.
Ayam tertarik dengan ajakan si kera. Tanpa rasa curiga, la
megikuti kera untuk berjalan-jalan di hutan. Hari semakin gelap, perut kera
mulai merontaronta minta diisi. Saat itulah timbul niat busuk kera untuk
mencelakai ayam.
“Hehehe.. .untuk apa aku susuh-susah mencari makanan. Di
depanku saja sudah ada makanan yang sangat lezat,” pikir kera.
Di lihatnya ayam tampak kebingungan masuk ke dalam hutan.
Ayam itu tampak besar dan segar. Kera berpikir, jika ayam hendak dimakannya.
Iebih baik jika tanpa bulu. Oleh karena itu, ia hendak mencabuti bulu ayam
terlebih dahulu.
Ayam dan kera semakin jauh masuk ke dalam hutan. Saat itu
hari makin gelap, kera pun melaksanakan niatnya. Ia segera menangkap ayam. Ayam
tampak terkejut melihat perlakuan kera. Kera yang jahat itu kemudian mencabuti
bulu-bulu si ayam. Dengan sekuat tenaga ayam meronta-ronta, Ayam mencoba lari
dari cengkeraman si kera. Setelah berusaha keras tanpa mengenal lelah, ayam
melarikan diri berhasil. Ayam berlari sekencang-kencangnya keluar dari hutan.
Setelah sekian lama Ayam berlari, tibalah ia di rumah
sahabatnya yang lain. Ayam tiba di rumah kepiting. Kepiting yang melihat ayam
tampak kelelahan membuatnya penasaran. Ia pun bertanya, “Wahai Ayam, apa
gerangan yang terjadi denganmu? Mengapa napasmu terengah-engah? Bulu-bulumu
rontok semua?” tanya kepiting.
“Oh Kepiting, aku dicelakai oleh sahabatku sendiri si kera.
ia hendak memakanku,”jawab ayam dengan napasnya yang masih terengah-engah.
“Kurang ajar ! Betapa teganya kera berbuat seperti ini
kepadamu,” ucap kepiting tidak percaya.
“Memang kurang ajar tega-teganya dia punya niat jahat
seperti itu!” sahut Ayam
“Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kera harus kita
beri pelajaran!” ucap kepiting dengan geram.
Ayam dan kepiting kemudian mengatur siasat untuk memberi
pelajaran kepada si kera. Beberapa bulan kemudian setelah bulu-bulu ditubuh
ayam telah pulih, kepiting dan ayam menemui kera. Ayam masih tampak ketakutan
melihat si kera.
Akhirnya, kepitinglah yang berbicara kepada kera.“Hai kera,
dua hari lagi aku dan ayam hendak pergi berlayar ke pulau seberang. Di pulau
itu banyak buah-buahan yang matang dan lezat,” ujar kepiting.
“Benarkah? Bolehkah aku ikut berlayar dengan kalian,” ucap
kera penuh harap.
“Boleh…boleh saja ….. !” kata kepiting.
Sebelumnya Perahu dari tanah liat telah tersedia. Ayam dan
kepiting sengaja mempersiapkan jauh-jauh hari. Dua hari kemudian mereka bertiga
naik perahu menuju seberang.
Perahu semakin lama semakin menjauh dari tepian. Kera sudah
mulai membayangkan betapa lezatnya buah-buahan yang akan disantapnya nanti,
sedangkan ayam dan kepiting mulai saling memberi sandi.
Ayam berkokok, “Aku lubangi kok !”
Si kepiting menjawab, “Tunggu sampai dalam sekali!”
Setiap Kepiting selesai berkata begitu, ayam mematuk-matuk
perahu itu. Mereka kemudian mengulangi permainan itu lagi. Si Kera sama sekali
tak mengerti apa sebenarnya yang dilakukan ayam dan kepiting. Lama-kelamaan
perahu yang ditumpangi mereka bocor.
Kera mulai panik tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Perahu
semakin lama semakin tenggelam. Kepiting dan ayam bisa menyelamatkan diri. Si
kepiting menyelam ke dasar laut, sedangkan si ayam dengan mudah terbang ke
darat. Tinggalan si kera yang tampak ketakutan.Pada dasarnya kera paling takut
pada air, apalagi air Iaut. la berusaha meronta-ronta minta tolong, tapi siapa
yang menolongnya la juga tak bisa berenang, maka matilah si kera yang licik
itu.
Pelajaran dari kisah ini jadilah diri sendiri dan jangan sampai keinginan yang kuat/nafsu kecelakai kamu. Bertemanlah dengan siapapun tanpa ada niat jahat apalagi sekedar mengambil kesempatan dan manfaatnya saja.
Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.