Info terupdate
SISI LAIN REALITA
Indeks

Dongeng Si Kancil Dan Ayam Merak

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dongeng Si Kancil Dan Ayam Merak

Berikut dongeng Si
Kancil dan Ayam Merak yang sombong. 

Di suatu siang yang cerah, Si Kancil tengah beristirahat dengan tidur-tiduran
di bawah sebuah pohon rindang. 

Rupanya setelah Si Kancil mencuri timun Pak Tani, perutnya kekenyangan. 

Dari kejauhan nampak seekor burung merak mendatangi Si Kancil sambil
mengepak-ngepakkan sayapnya. 

Si Ayam Merak datang dengan membentangkan ekor besarnya yang indah dan berwarna
cantik. 

Si Kancil merasa tidak senang dengan kehadiran Si Burung Merak. 

Warga hutan mengenal Si Burung Merak sebagai seekor burung sombong. 

Si Ayam Merak senang sekali memamerkan ekor indahnya pada warga hutan.

“Hai Kancil, engkau lihatlah ekor cantikku. Tidakkah engkau
terpesona dengan keindahannya.” kata Si Burung Merak dengan sombongnya sambil
sesekali mengibas-ngibaskan ekornya agar diperhatikan.

“Ah tidak. Ekormu biasa saja. Tak ada bedanya dengan ekor
ayam-ayam lain.” jawab Si Kancil acuh tak acuh.

“Jangan sembarangan kamu Kancil, semua teman-teman di hutan
mengagumi ekor indahku ini. Engkau hanya tak mau mengakuinya Kancil.” kata Si
Ayam Merak dengan sedikit rasa kesal karena diremehkan Si Kancil.

Si
Kancil mulai merasa terganggu istirahatnya oleh Si Merak
cerewet. 

“Ya ya ya benar, ekormu sangat besar & sangat indah hai Merak. Semua
penghuni hutan mengakuinya. Tapi aku sarankan engkau berhati-hatilah hai Merak,
karena kemarin siang banyak para pemburu lewat di sekitar sini mencari seekor
merak berekor indah untuk dipotong kemudian dijual.” kata Si Kancil.

“Jangan bercanda kamu Kancil! Mana ada pemburu mau dengan
Merak.” kata Si Merak mulai gugup.

“Manusia menginginkan ekor indahmu itu untuk dijadikan
perhiasan hai Merak! Harga ekormu mahal!. Sebaiknya engkau lari bersembunyi ke
dalam hutan agar manusia tidak bisa menemukanmu.” kata Si Kancil.

Mendengar perkataan Si Kancil, Si Ayam Merak sombong segera
lari tunggang langgang meninggalkan Si Kancil. 
Ia lari cepat masuk ke dalam hutan agar tidak bisa ditemukan oleh para pemburu.

Melihat Si Ayam Merak sombong lari terbirit-birit, Si Kancil
tertawa terbahak-bahak sampai berguling-guling di tanah. 

Si Kancil akhirnya bisa melanjutkan istirahat siangnya tanpa gangguan Si Ayam
Merak.

Referensi:

Purnomo, S.Pd, Hadi. 2013. Kumpulan Cerita Rakyat.
Yogyakarta: Tugu Publisher.

 


Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.