Info terupdate
SISI LAIN REALITA
Indeks

Cerita Dongeng Nimmy Nimmy Not, Namaku Tom Tit Tot

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Pada suatu masa, ada seorang wanita yang memasak 5 buah kue.
Dan saat kue itu dikeluarkan dari oven, terdapat sedikit bagian pinggiran yang
keras karena hangus. Karena itu dia berkata kepada putrinya:

“Putriku, simpanlah kue-kue ini ke atas rak, dan
biarkanlah kue itu disana sementara waktu, karena bagian yang sedikit hangus,
akan perlahan-lahan menjadi lunak nantinya.”

Tetapi putrinya salah mendengarkan perintah ibunya dan
menyangka ibunya menyuruh ia untuk memakan semua kue tersebut sehingga Ia pun
memakan semua kue-kue itu sekaligus.

Saat makan siang tiba, sang Ibu meminta agar anaknya
mengambil kue yang berada di atas rak, tetapi putrinya berkata bahwa kue
tersebut telah habis di makannya. Sang Ibu menjadi sedikit kecewa, mengambil
alat pemintalnya dan mulai memintal sambil bernyanyi:

Dongeng Nimmy Nimmy Not, Namaku Tom Tit Tot (Joseph Jacobs)
| DONGENG ANAK DUNIA

“Putriku memakan 5 buah kue, 5 buah kue hari ini.”

“Putriku memakan 5 buah kue, 5 buah kue hari ini.”

Seorang raja yang kebetulan lewat dan mendengarnya menyanyi,
datang mendekat karena ingin mendengar lebih jelas syair lagu yang dinyanyikan
oleh sang Ibu. Sang Raja pun bertanya,

“Apa yang engkau nyanyikan, wahai ibu yang baik?”

Sang Ibu yang merasa malu apabila sang Raja mendengar apa
yang diperbuat oleh putrinya, mengubah syair lagunya menjadi:

“Putriku memintal 5 gulungan emas, 5 gulungan benang
emas hari ini.”

“Putriku memintal 5 gulungan emas, 5 gulungan benang
emas hari ini.”

“Wah!” kata sang Raja, “Saya tidak pernah
mendengar ada orang yang mampu berbuat seperti itu.”

Kemudian dia berkata lagi: “Saya sudah lama ingin
mencari pendamping hidup, dan saya akan menikahi putrimu dengan  beberapa persyaratan,” katanya lebih
lanjut, “sebelas bulan pertama, dia boleh memakan apapun yang dia inginkan
dan memakai pakaian dan gaun apapun yang dia sukai, memiliki pelayan berapapun
yang dia inginkan; tetapi pada akhir bulan, dia harus memintal 5 gulungan emas
setiap hari, jika tidak, putrimu akan saya hukum dan penjarakan di menara
selama-lamanya.”

“Baiklah,” kata sang Ibu; sambil berpikir betapa
mewahnya pernikahan putrinya nanti. Dan mengenai 5 gulungan emas, saat waktunya
tiba, bermacam-macam alasan akan dicari untuk menghindari kewajiban tersebut
dan sepertinya sang Raja juga akan melupakan persyaratannya.

Tidak berapa lama, menikahlah putrinya dengan sang Raja. Dan
selama sebelas bulan, sang Putri makan apapun yang diinginkan, mengenakan
pakaian dan gaun yang dia sukai, dan memiliki pelayan sebanyak yang
diiginkannya.

Waktu tidak terasa berlalu hingga bulan ke-sebelas hampir
tiba, dan sang Putri mulai menebak-nebak pikiran sang Raja yang telah menjadi
suaminya mengenai gulungan benang emas yang dijanjikannya. Tetapi sang Raja
tidak pernah menyinggung apapun hal mengenai benang emas.

Akhirnya di hari terakhir di bulan ke-sebelas, sang Raja
membawanya ke suatu ruangan yang tidak pernah dilihatnya sama sekali, dan di
ruangan tersebut hanya terdapat alat pemintal dan bangku tempat duduk. Lalu
sang Raja berkata, “Sekarang telah tiba saatnya, mulai hari esok, pelayan
akan membawakan kamu jerami untuk dipintal dan kamu harus tetap berada di
ruangan ini untuk memintal 5 gulungan benang emas setiap malam atau kamu akan
mendapatkan hukuman.”

Saat itu, sang Putri menjadi sangat takut karena dia sendiri
tidak terlalu tahu memintal. Apa yang bisa diperbuat besok apabila tidak ada
orang yang datang menolongnya? Dia lalu ke dapur, duduk di sebuah bangku dan
menangis.

Saat itu didengarlah sebuah suara yang mengetuk pintu dapur,
dan saat dia berdiri dan membuka pintu, dia melihat satu makhluk hitam yang
aneh dan memiliki ekor panjang, memandangnya dan bertanya kepadanya:

“Apa yang engkau tangisi?”

“Mengapa engkau menanyakan hal itu?” kata sang
Putri.

“Tidak apa-apa,” katanya makhuluk itu lagi,
“kamu dapat menceritakannya kepadaku.”

“Tapi ini tidak akan merubah keadaan walaupun saya
menceritakannya,” kata sang Putri.

“Kamu belum tentu benar,” katanya sambil
memutar-mutarkan ekornya.

“Baiklah,” kata sang Putri sembari menceritakan
semua kisahnya tentang kue, gulungan benang emas dan lainnya.

“Ini yang akan saya lakukan,” kata makhluk hitam
itu, “Saya akan datang ke jendelamu setiap pagi dan membawa pergi jerami
untuk saya pintal menjadi benang emas dan setiap malam saya akan memberikan
kamu hasil pintalanku.”

“Apa yang kamu minta sebagai pembayaran?” kata
sang Putri.

“Saya akan memberi kamu kesempatan 3 kali menebak
namaku, dan jika kamu tidak bisa menebaknya dalam 1 bulan, kamu akan menjadi
milik saya.”

Karena sang Putri berpikir bahwa dia akan berhasil menebak
sebelum bulan 12 berakhir, dia menyetujui persyaratan itu.

Keesokan harinya, sang Raja membawanya kembali ke ruangan
pintal yang telah penuh dengan jerami.

“Itu adalah jerami yang harus kamu pintal menjadi
gulungan benang emas,” katanya, “apabila tidak selesai, kamu akan
saya hukum.” Sang Raja pun beranjak pergi dan mengunci pintu.

Tidak terlalu lama kemudian, sang Putri mendengarkan ketukan
pada jendelanya.

Sang Putri lalu berdiri dan membuka jendela, saat itu
dilihatnya makhluk hitam yang ditemui kemarin.

“Mana jeraminya?” tanya makhluk itu.

“Ini dia,” kata sang Putri sambil memberikan
jerami kepadanya.

Saat malam tiba, makhluk tersebut datang dan mengetuk
kembali jendelanya, lalu memberikannya 5 gulungan benang emas.

“Ini yang saya janjikan,” katanya.

“Sekarang, tebaklah siapa namaku?” katanya
kembali.

“Apakah namamu Bill?” tebak sang Putri.

“Bukan, namaku bukan itu,” kata makhluk hitam
sambil memutar-mutarkan ekornya.

“Apakah namamu Ned?” tebak sang Putri lagi.

“Bukan, namaku bukan itu,” kata makhluk hitam
sambil memutar-mutarkan ekornya.

“Apakah namamu Mark?” tebak sang Putri lagi.

“Bukan, bukan itu,” katanya lalu pergi.

Saat sang Raja masuk ke dalam ruangan, dilihatnya 5 buah
gulungan benang emas telah siap. “Saya lihat kamu telah menjalankan
tugasmu,” katanya, “Kamu akan mendapatkan jerami dan makanan lagi
pada keesokan pagi,” katanya sambil beranjak pergi.

Kejadian tersebut berulang terus-menerus, setiap hari jerami
dan makanan dibawa masuk ke ruang pintal, setiap hari makhluk itu datang
mengambil jerami dan malamnya memberikan gulungan benang emas, dan setiap kali
pula sang Putri tidak pernah menebak dengan benar nama makhluk hitam itu,
hingga tiba pada hari sebelum hari terakhir 
di bulan tersebut, sang Makhluk itu datang membawakan 5 gulungan benang
emas. Wajah makhluk itu menjadi terlihat sangat jahat, dengan mata yang menyala
seperti bara api, makhluk itu berkata: “Besok adalah hari terakhir, dan
kamu akan menjadi milik saya!” lalu sang Makhluk berangkat pergi.

Sang Putri menjadi sangat ketakutan, tapi malam itu juga
sang Raja datang ke ruang pintal dan setelah melihat 5 gulungan telah tersedia,
sang Raja berkata:

“Sayangku, saya lihat kamu telah menyelesaikan janji
mu, setelah keesokan hari, kamu akan terbebas dari hukuman. Mari kita rayakan
dengan makan malam bersama.” 

Saat mereka makan, sang Raja tiba-tiba berhenti makan lalu
tertawa.

“Apa yang membuat paduka tertawa?” tanya sang
Putri.

“Beberapa hari yang lalu, saya berburu dan tiba di
suatu hutan yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Dan di hutan itu saya
menemukan sebuah gua kecil. Dari dalam gua tersebut, saya mendengar sebuah
nyanyian. Dengan diam-diam saya masuk ke dalam gua tersebut dan melihat ke
dalamnya. Saya melihat makhluk terlucu yang pernah saya lihat seumur hidup,
sedang memintal dengan ekornya yang berputar cepat, sambil menyanyi:

“Nimmy nimmy not

Namaku Tom Tit Tot.”

Saat sang Putri mendengar hal ini, dia merasa sangat gembira
dan ingin melompat kegirangan, tetapi dia berusaha untuk menahan diri dan tidak
berkata apa-apa.

Hari berikutnya saat sang Makhluk Hitam datang pada malam
hari, terlihat senyum jahatnya yang sangat lebar dan ekornya yang berputar
kencang.

“Siapa nama saya?” tanyanya sambil memberikan
gulungan benang emas ke sang Putri.

“Apakah Solomon?” jawab sang Putri sambil
berpura-pura ketakutan.

“Bukan, namaku bukan itu,” katanya sambil
melangkah masuk ke dalam ruangan.

“Apakah Zebedee?” tebak sang Putri kembali.

“Bukan, namaku bukan itu,” kata sang Makhluk Hitam
sambil tertawa.

“Berpikirlah baik-baik, katanya kembali; “setelah
tebakan berikut, kamu akan menjadi milikku.” Lalu tangannya mulai
menggapai untuk memegang sang Putri.

Sang Putri mundur satu-dua langkah, menatap makhluk
tersebut, kemudian tertawa dan berkata:

“Nimmy nimmy not, namamu adalah Tom Tit Tot!”

Saat makhluk itu mendengarnya, makhluk itu berteriak marah
dan pergi menjauh ke dalam kegelapan, dan semenjak saat itu, sang Putri tidak
pernah melihatnya lagi, dan sang Putri dapat hidup berbahagia selama-lamanya
dengan sang Raja.


Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.