Info terupdate
SISI LAIN REALITA
Indeks

Cerita Dongeng Grethel yang Cerdik

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Grethel yang Cerdik

Dahulu kala ada seorang tukang masak yang bernama Grethel
yang suka memakai sepatu bertumit merah, yang ketika keluar rumah selalu merasa
bebas dan memiliki perasaan yang sangat baik. Ketika dia kembali ke rumah lagi,
dia selalu meminum segelas anggur untuk menyegarkan diri, dan ketika minuman
anggur tersebut memberi nafsu makan kepadanya, dia akan memakan makanan yang
terbaik dari apapun yang dimasaknya hingga dia merasa cukup kenyang. Untuk itu
dia selalu berkata “Seorang tukang masak harus tahu mencicipi
apapun”.

Suatu hari tuannya berkata kepadanya “Grethel, saya
menunggu kedatangan tamu pada malam ini, kamu harus menyiapkan sepasang masakan
ayam”.

“Tentu saja tuan” jawab Grethel. Lalu dia memotong
ayam, membersihkannya dan kemudian mencabuti bulunya, lalu ketika menjelang
malam, dia memanggang ayam tersebut di api hingga matang. Ketika ayam tersebut
mulai berwarna coklat dan hampir selesai dipanggang, tamu tersebut belum juga
datang.

“Jika tamu tersebut tidak datang cepat” kata
Grethel kepada tuannya, “Saya harus mengeluarkan ayam tersebut dari api,
sayang sekali apabila kita tidak memakannya sekarang justru pada saat ayam
tersebut hampir siap.” Dan tuannya berkata dia sendiri akan berlari
mengundang tamunya. Saat tuannya mulai membalikkan badannya, Grethel mengambil
ayam tersebut dari api.

“Berdiri begitu lama dekat api,” kata Grethel,
“membuat kita menjadi panas dan kehausan, dan siapa yang tahu apabila
mereka akan datang atau tidak! sementara ini saya akan turun ke ruang
penyimpanan dan mengambil segelas minuman.” Jadi dia lari kebawah,
mengambil sebuah mug, dan berkata, “Ini dia!” dengan satu tegukan besar.
“Satu minuman yang baik sepantasnya tidak disia-siakan,” dia berkata
lagi “dan tidak seharusnya berakhir dengan cepat,” jadi dia mengambil
tegukan yang besar kembali. Kemudian dia pergi keatas dan menaruh ayam tadi di
panggangan api kembali, mengolesinya dengan mentega.

Sekarang begitu mencium
bau yang sangat sedap, Grethel berkata, “Saya harus tahu apakah rasanya
memang seenak baunya,” Dia mulai menjilati jarinya dan berkata lagi
sendiri, “Ya.. ayam ini sangat sedap, sayang sekali bila tidak ada orang
disini yang memakannya!”

Jadi dia menengok keluar jendela untuk melihat apakah tuan
dan tamunya sudah datang, tapi dia tidak melihat siapapun yang datang jadi dia
kembali ke ayam tersebut. “Aduh, satu sayapnya mulai hangus!” dan
berkata lagi, “Sebaiknya bagian itu saya makan.” Jadia dia memotong
sayap ayam panggang tersebut dan mulai memakannya, rasanya memang enak,
kemudian dia berpikir,

“Saya sebaiknya memotong sayap yang satunya lagi, agar
tuanku tidak akan menyadari bahwa ayam panggang tersebut kehilangan sayap
disebelah.” Dan ketika kedua sayap telah dimakan, dia kembali melihat
keluar jendela untuk mencari tuannya, tetapi masih belum juga ada yang datang.

“Siapa yang tahu, apakah mereka akan datang atau tidak?
mungkin mereka bermalam di penginapan.”Setelah berpikir sejenak, dia
berkata lagi “Saya harus membuat diri saya senang, dan pertama kali saya
harus minum minuman yang enak dan kemudian makan makanan yang lezat, semua hal
ini tidak bisa disia-siakan.” Jadia dia lari ke ruang penyimpanan dan
mengambil minuman yang sangat besar, dan mulai memakan ayam tersebut dengan
rasa kenikmatan yang besar. 

Ketika semua sudah selesai, dan tuannya masih belum
datang, mata Grethel mengarah ke ayam yang satunya lagi, dan berkata, “Apa
yang didapat oleh ayam yang satu, harus didapat pula oleh ayam yang lain,
sungguh tidak adil apabila mereka tidak mendapat perlakuan yang sama; mungkin
sambil minum saya bisa menyelesaikan ayam yang satunya lagi.” Jadi dia
meneguk minumannya kembali dan mulai memakan ayam yang satunya lagi.

Tepat ketika dia sedang makan, dia mendengar tuannya datang.
“Cepat Grethel,” tuannya berteriak dari luar, “tamu tersebut
sudah datang!” “Baik tuan,” dia menjawab, “makanan tersebut
sudah siap.” Tuannya pergi ke meja makan dan mengambil pisau pemotong yang
sudah disiapkan untuk memotong ayam dan mulai menajamkannya. Saat itu, tamu
tersebut datang dan mengetuk pintu dengan halus.

Grethel berlari keluar untuk
melihat siapa yang datang, dan ketika dia berpapasan dengan tamu tersebut, dia
meletakkan jarinya di bibir dan berkata, “Hush! cepat lari dari sini, jika
tuan saya menangkapmu, ini akan membawa akibat yang buruk untuk kamu; dia
mengundangmu untuk makan, tetapi sebenarnya dia ingin memotong telingamu! Coba
dengar, dia sedang mengasah pisaunya!”

Tamu tersebut, mendengarkan suara pisau yang diasah,
berbalik pergi secepatnya. Dan Grethel berteriak ke tuannya, “Tamu
tersebut telah pergi membawa sesuatu dari rumah ini!”.

“Apa yang terjadi, Grethel? apa maksud mu?” dia
bertanya.

“Dia telah pergi dan membawa lari dua buah ayam yang
telah saya siapkan tadi.”

“Itu adalah sifat yang buruk!” kata tuannya, dia
merasa sayang pada ayam panggang tersebut; “dia mungkin mau menyisakan
satu untuk saya makan.” Dan dia memanggil tamunya dan menyuruhnya untuk
berhenti, tetapi tamu tersebut seolah-olah tidak mendengarnya; kemudian tuannya
tersebut mulai berlari mengejar tamunya dengan pisau masih ditangan dan
berteriak,”hanya satu! hanya satu!” dia bermaksud agar tamu tersebut
setidak-tidaknya memberikan dia satu ayam panggang dan tidak membawa
kedua-duanya, tetapi tamu tersebut mengira bahwa dia menginginkan satu
telinganya, jadi dia berlari semakin kencang menuju kerumahnya sendiri.

 

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng
grethel yang cerdik ini adalah Janganlah menggunakan kecerdikanmu untuk
berbohong atau berkata yang tidak sebenarnya.


Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.