Teror Reni |
Kejadian bermula ketika, seorang pria bernama Krisna yang
bekerja sebagai sales disebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia baru saja
mendapatkan bonus dari kantornya.
Ia mendapatkan bonus karena berhasil mencapai target yang
telah ditetapkan perusahaan.
Berhubung bonus itu terbilang lumayan, ia pun berencana
untuk membeli sebuah mobil.
Krisna saat ini tengah memiliki seorang istri yang sedang
hamil muda.
Karena ingin memanjakan istri yang memang hamil muda, ia pun
membeli sebuah mobil dengan harga yang pas di kantong.
Dirinya berencana untuk membeli sebuah mobil dengan kondisi
bekas, agar bisa lebih murah dan dapat dibayar dengan cash.
Singkat cerita, Krisna menemukan mobil yang pas di hati dan
budget, yakni mobil grand Livina berwarna abu-abu.
Krisna membeli mobil tersebut dari seorang bapak-bapak yang
sedang membutuhkan uang.
Karena dirasa cocok dan pas, akhirnya Krisna bersepakat
dengan bapak tersebut.
Awal mobil tersebut datang ke rumah pasangan baru menikah
tersebut, mereka berdua sangat senang sekali.
Mereka jadi bisa leluasa pergi ke mana saja dengan mobil
sendiri tanpa memakai mobil kantor.
Namun, baru beberapa hari di rumah, mobil Si Abu Monyet
(panggilan kedua pasangan itu) selalu tercium bau amis.
Iya, bau amis darah.
Mereka selalu mencoba mencari-cari di sela-sela mobil untuk
mengetahui sumber dari bau amis tersebut.
Yang ditakutkan justru ada binatang yang mati dan
mengeluarkan darah.
Tapi, semua itu tak membuahkan hasil, karena tak ada satu
pun binatang mati di sela-sela mobil.
Bau amis darah itu semakin menyengat ketika sore menjelang
malam hari.
Krisna pun sering membawa Si Abu Monyet ke tempat cuci mobil
dan diminta untuk diberikan pewangi yang lebih banyak.
Namun tetap saja bau amis itu masih tercium ketika sudah
sampai di rumah.
Selain itu, jika mereka sedang mengendarai mobil di malam
hari selalu saja terdengar suara tangisan bayi, meski suaranya samar-samar.
Meski tak begitu jelas, suara tangisan bayi itu cukup
mengganggu mereka.
Hingga akhirnya, Krisna berencana membawa mobil itu ke
paranormal atau ke orang yang tau menyelesaikan permasalahan mobil itu.
Karena menurutnya ini bukanlah permasalahan yang biasa
terjadi.
Tapi karena kesibukan pekerjaan, akhirnya rencana ke
paranormal itu selalu di undur-undur.
Sampai pada kejadian suatu malam Krisna harus pulang larut
malam karena lembur di kantor sekitar pukul satu dini hari.
Sepanjang jalan pulang, ia terus mencium bau amis darah.
Ketika jarak sampai ke rumah tinggal 3 km lagi, entah
mengapa bulu kuduk Krisna terasa tegang.
Sambil menyetir, Krisna membaca doa terus-menerus. Namun,
suara tangisan bayi itu muncul lagi.
Terdengar lebih jelas dan keras dari sebelumnya, dan akhirnya
ia pun mulai curiga ada yang tak beres.
Karena merasa ada yang tak beres, ia terus mengecek kaca
spion untuk memastikan keadaan.
Ketika ketiga kalinya Krisna melihat ke kaca spion, ada
sosok wanita sedang menggendong bayi di jok belakang mobilnya.
Ia sempat bertatap-tatapan sesaat, hingga akhirnya Krisna
harus menginjak rem mobilnya dengan mendadak.
Sontak, Krisna langsung keluar dari dalam mobil.
Tapi karena waktu masih tengah malam, di luar pun sangat
sepi sekali hampir tak ada orang. Berkali-kali Krisna membaca doa dengan apa
yang ia lihat.
Dan ketika ia lihat lagi dari luar, di jok belakang mobil
kosong alias tak ada siapa-siapa.
Meski jarak rumah sudah semakin dekat, tetap saja ia bingung
harus melanjutkan dengan mengenakan mobil tersebut atau tidak.
Setelah menenangkan diri sejenak, Krisna akhirnya memutuskan
pulang dengan mengendarai mobil, sebelum masuk tak lupa ia membaca ayat kursi
terlebih dahulu.
Ketika memasuki mobil, Krisna melirik sekitar dalam mobil
untuk memastikan tak ada siapa-siapa di belakang jok mobil. Dan memang kosong.
Saat beberapa meter melaju, sosok perempuan pucat yang
menggendong bayi itu muncul lagi di belakang Krisna.
Bau amis bahkan semakin menyengat dari yang biasanya.
Sontak, ia langsung membaca ayat kursi dengan diteriakan.
Karena Krisna baru pertama kali melihat makhluk tak kasat
mata, ia menyetir sambil gemetar dan hampir menangis.
Keringat panas dingin keluar di sekujur tubuhnya.
Dengan kekuatan gas yang luar biasa, ia langsung memarkirkan
mobil tersebut di depan rumahnya tanpa di masukan ke garasi.
Sesampai di dalam rumah, keringat dingin terus mengucur di
tubuhnya.
Ia mencoba langsung tidur tapi tak bisa karena terus
dibayangi hantu gentayangan itu.
Keesokan harinya, Krisna langsung demam tinggi sehingga
istrinya pun bingung ketika suaminya harus pulang dengan buru-buru dan
memarkirkan mobil dengan sembarangan.
Krisna tak berani cerita karena istrinya yang sedang hamil
muda. Ia takut jika istrinya nanti kepikiran sehingga Krisna beralasan ingin
tidur lebih cepat karena ngantuk semalam itu.
Setelah sembuh beberapa hari sakit, Krisna masih trauma
untuk menaiki Si Abu Monyet.
Karena bau amis masih terasa ia memutuskan untuk membawanya
ke kiai yang bisa mencari solusi permasalahan itu.
Krisna ditemani temannya untuk pergi ke kediaman pak kiai
pada sore hari.
Tapi sosok hantu gentayangan itu muncul dengan tiba-tiba di
belakang jok.
Karena kaget, Krisna akhirnya tak bisa mengendalikan mobil
tersebut dan akhirnya kecelakaan masuk ke dalam jurang.
Meski begitu, keduanya masih bisa selamat dan hanya mengalami
luka lecet di tangan.
Krisna segera meminta bantuan saudaranya untuk
menginformasikan kondisinya itu.
Tak begitu lama banyak warga yang melintas menolong Krisna
dan temannya untuk ditenangkan.
Menurut warga sekitar tempat itu memang sering terjadi
kecelakaan tunggal dan Krisna adalah salah satunya.
Entah karena apa. Tapi Krisna tidak cerita bahwa ia
kecelakaan karena melihat penampakaan di jok belakang mobilnya.
Kemudian mobil derek datang dan membawa mobilnya.
Krisna pun dijemput oleh saudaranya. Dan selama di mobil
saudara membahas kenapa ia bisa kecelakaan disana.
Dirinya juga tanya temannya, apa dia melihat sosok
penampakan di jok belakang mobil.
Tapi katanya dia tidak melihatnya. Malah dia heran kenapa
Krisna tiba-tiba kaget dan banting stir.
Krisna pun jadi heran, mengapa hanya dirinya saja yang bisa
melihat penampakkan wanita itu?
Setelah ia dan temannya diobati di RS, mereka pun langsung
pulang.
Krisna benar-benar kepikiran dengan mobil itu, hingga akhirnya
ia memutuskan untuk secepatnya bertemu dengan kiai Muhi.
Dengan menggunakan mobilnya, ia akhirnya sampai di tempat
kiai Muhi.
Beliau langsung mempersilahkan masuk. Dan tanpa basa-basi
Krisna pun langsung menceritakan kejadian demi kejadian yang dialami Krisna.
Kiai Muhi sebetulnya ingin mengecek langsung ke mobilnya,
tapi berhubung mobilnya masih di bengkel jadi diurungkan.
Kiai Muhi bilang, bahwa jika ada suatu benda yang dihuni
makhluk halus, maka bisa jadi sebelumnya ada kejadian yang behubungan dengan
makhluk halus tersebut.
Jadi, ia disarankan untuk menemui pemilik mobil ini
sebelumnya.
Sebelum pulang, mereka pun diberi beberapa botol air doa
agar lebih tenang.
Esok harinya sepulang Krisna dari kerja, ia pun langsung
menemui pemilik mobil ini sebelumnya. Sebut saja namanya pak Yahya.
Dirinya mengutarakan maksud kedatangan dan menceritakan
beberapa kejadian yang menimpa Krisna terkait mobil itu dan pak Yahya kaget.
Selama beliau memakai mobil itu, beliau tidak pernah
merasakan atau menemui keanehan, apalagi sampai melihat penampakan.
Beliau juga tidak pernah berlaku dan berbuat suatu hal yang
janggal terhadap mobilnya sampai mobilnya dihuni makhluk halus tersebut.
Karena tak menangkap kebohongan dari pernyataan pak Yahya.
Krisna jadi buntu, kenapa mobil yang dibelinya ada
penunggunya.
Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya ia pun pamit dan pak
Yahya memberikan saran kalau mobilnya harus diruwat atau dibersihkan dari
makhluk tak kasat mata.
Seminggu setelah pertemuan dengan pak Yahya, Krisna mendapat
telpon dari orang bengkel.
Katanya, karyawan bengkel di sana sering mendapati seorang
wanita sedang duduk menggendong bayinya di jok belakang mobilnya.
Mereka pada ketakutan dan baru sekarang ini mengalami
kejadian seperti ini.
Krisna pun langsung berkoordinasi dengan pak Yahya agar
proses ruwat mobil ini dipercepat saja.
Karena ternyata makhluk ini mulai menampakkan dirinya pada
siapa saja.
Pak Yahya pun setuju, beberapa hari setelah itu mereka pun
langsung datang ke bengkel dan di sore hari.
Setelah bengkel tutup, mereka sudah meminta izin pada
pemiliknya bahwa akan melakukan ruwat pada mobil ini.
Pak Yahya datang bersama seorang pria setengah baya memakai
baju Koko dan sorban. Beliau mengenalkan diri sebagai pak Hadi yang akan
melakukan ruwatan itu.
Mereka pun memulai acara ruwat mobil ini. Disana selain ada
Krisna, pak Yahya dan pak vHadi, ada juga pemilik bengkel dan beberapa
karyawannya.
Mobil ini dimandikan dengan air yang katanya sudah didoakan.
Semua bagian mobil baik dalam dan luar dipercikkan air dan
pak Hadi berdoa di dalam mobil.
Ketika pak Hadi sedang berdoa di dalam mobil, ada salah satu
karyawan bengkel ada yang kesurupan.
Dia langsung terjatuh begitu saja dan tiba-tiba berteriak
“Jangan usir kami…”
“Jangan usir kami…”
Sontak, orang-orang yang ada di sana semuanya kaget dan
takut.
Pak Hadi langsung keluar dari mobil dan langsung memegang
ubun-ubun orang yang kesurupan tadi.
Beliau langsung bertanya
“ini siapa”
“Saya Reni…”
“Kamu yang ada didalam mobil ini?”
“Iya…” Katanya sambil menangis
“Kenapa kamu
tingga dimobil?”
“Karena saya meninggal disana bersama bayi saya”
jawabnya.
“Kamu meninggal kenapa?”
“Huhuhuuuuu… Donii… Doniii…. Doniiii…”
Orang yang kesurupan itu malah menangis dan menyebut nama
Doni.
Entah siapa Doni itu, Krisna tidak kenal, tapi raut muka pak
Yahya jadi berubah.
Beliau seperti kaget dan gugup. Entahlah
Krina pun bertanya pada pak Yahya.
“Bapak kenal dengan yang namanya Doni?”
“Itu anak saya…” Ujar pak Yahya dengan muka
pucat pasi.
Ternyata pak Yahya punya anak namanya Doni yang masih
sekolah SMA kelas 3.
Wah, Krisna pun kaget dibuatnya.
Sedangkan arwah Reni ini tidak mau disuruh meninggalkan
mobil tersebut karena katanya dia nyaman ada disana.
Dia malah menangis dan terus menangis.
Pak Hadi yang berusaha untuk memindahkan arwahnya seperti
kewalahan. Beliau terlihat capek sekali
Krisna dan pak Yahya akhirnya mengambil keputusan untuk
mencari tahu dari Doni.
Mungkin Doni tahu sesuatu seseorang yang bernama Reni.
Akhirnya mereka sudahi ruwat mobil ini.
Ia langsung ikut pak Yahya pulang ke rumah beliau untuk
bertemu dengan Doni. Kebetulan Doni sedang ada dirumah jadi mereka bisa
langsung bertanya padanya.
Ketika mereka menanyakan nama Reni pada Doni, reaksi Doni
langsung kaget dan pucat pasi.
Pak Yahya langsung curiga melihat reaksi Doni. Krisna pun
begitu. Jadi mereka desak Doni untuk menceritakan siapa Reni ini sebetulnya.
Ternyata Reni ini adalah pacar Doni. Mereka sudah berpacaran
cukup lama dan gaya berpacaran mereka buka hanya sekedar pacaran biasa.
Pacaran mereka sudah melewati batas dan akhirnya Reni hamil.
Awalnya Doni bersedia bertanggungjawab atas kehamilan Reni.
Tapi Doni berjanji akan menikahi Reni jika sudah lulus ujian SMA.
Dan Reni pun menyanggupinya. Walaupun Reni harus menunggu
dan menutupi perut buncitnya dulu.
Tapi malam itu Reni minta tolong pada Doni bahwa dia
merasakan mulas. Dia sepertinya akan melahirkan. Jadi minta tolong Doni untuk
menjemputnya.
Doni pun menjemput Reni kerumahnya dan rencananya akan
mengantar Reni ke klinik bersalin.
Doni menjemput Reni menggunakan mobil Si Abu Monyet yang
saat itu masih milik ayahnya.
Sebelumnya, Reni ini hanya tinggal bersama ayahnya.
Sedangkan ibunya sudah meninggal.
Jadi karena ayahnya sibuk bekerja, dia tidak sadar dengan
perubahan fisik anaknya.
Reni pun sedemikian rupa menutupi kehamilannya selama di
sekolah supaya tidak ada yang curiga.
Selama di perjalanan menuju klinik, Reni merasakan sakit
mulas di perutnya.
Doni dan Reni pun panik, mereka tidak tahu harus berbuat
apa.
Tapi tiba-tiba pikiran jahat berkelebat di pikiran Doni.
Dia langsung membekap mulut Reni sampai Reni kehabisan
napas. Reni pun meninggal saat itu juga sedangkan bayinya waktu itu masih
hidup.
Bayinya laki-laki, namun karena setan sudah menguasai
pikiran Doni, maka Bayi tidak berdosa itu pun menjadi korban kebiadaban Doni.
Karena takut perbuatannya diketahui oleh orang lain, maka
Doni membuang Jasad Reni di jurang di suatu tempat malam itu juga.
Doni merasa perbuatannya aman-aman saja dan tidak ada yang
mengetahuinya.
Ketika mendengar cerita lengkap dari Doni anaknya, pak Yahya
langsung emosi dan memukul Doni.
Dia langsung bersumpah bahwa Doni harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya, saat itu Doni langsung sujud di kaki
ayahnya. Doni mengaku salah dan khilaf.
Krisna pun yang mendengarnya hanya bisa geleng-geleng
kepala. Bahwa pergaulan anak muda zaman sekarang memang benar-benar sudah
diluar batas.
Mereka tidak memikirkan risiko atas perbuatan mereka.
Pak Yahya pun mendesak Doni untuk menunjukan dimana dia
membuang jasad Reni.
Keesokan harinya setelah mereka laporan ke polsek terdekat
dan ditemani beberapa anggota kepolisian dan langsung menuju jurang dan
dimaksud oleh Doni.
Ternyata jurang yang dimaksud Doni adalah jurang dimana
tempat Krisna kecelakaan.
Mungkin di kecelakaan Krisna kemarin, Reni ingin menunjukkan
menunjukkan jasad dirinya padanya.
Tapi waktu itu dia tidak melihat sekeliling Ternyata, jasad
Reni ditemukan sudah membusuk saat itu juga beserta jasad bayi yang
dilahirkannya.
Mereka ditemukan tertutup daun-daun kering di dasar jurang.
Begitulah jika setan sudah merasuki jiwa seseorang.
Untuk menutupi kesalahannya dia melakukan kesalahan lain
yang lebih fatal, akhirnya Doni dipenjara untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Sedangkan nasib mobil Si Abu Monyet sampai saat ini masih
dihuni oleh Reni.
Sampai saat ini, jika Krisna sedang menyetir malam-malam masih
suka terdengar suara tangisan bayi di mobil itu dan bau amis masih suka
tercium.
Cerita ini hanya Krisna yang tahu dan sengaja memberitahu
istrinya karena dia sangat penakut.
Kejadian pembunuhan Reni terjadi seminggu sebelum mobil ini
Krisna beli.
Jadi mungkin wajar saja jika pak Yahya tidak merasakan
keganjilan seperti yang dia rasakan.
Eksplorasi konten lain dari PRAKATA.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.